Rabu, 18 Februari 2015

aku pulang

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com  dan nulisbuku.com  #TiketBaliGratis.
“aku pulang!.”
Suara ceriamu menggema ke sepenjuru rumah. 3 tahun bersamamu dan telah sekian lamanya aku tidak melihat senyummu, yang mengembang sampai seisi ruangan terasa hangat karenanya, malam ini senyum itu kembali.
“kamu udah pulang,” ucapku sembari memperhatikanmu meletakkan sepatu di rak biasanya.
Kamu bergumam mengiyakan. Tak lama aku merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangku.
“baunya sedap, beef buatanmu emang cuman satu di kota ini,” jawabmu sambil meletakkan kepalamu di bahuku.
Untuk sepersekian detik, aku dapat merasakan perbedaan dalam gerak-gerikmu. Kamu tidak pernah menemaniku memasak seperti sekarang ini, bahkan biasanya kamu lebih memutuskan untuk makan diluar saat aku memasakkan untukmu. Tapi akhir-akhir ini kamu banyak berubah, kamu kembali ke dirimu yang membuatku akhirnya memilihmu. Kamu yang biasanya tidak peduli dengan keberadaanku, sekarang mulai membayar kesabaranku.
Apa benar ini bayaran untuk kesabaranku?
“cuman di kota ini?,” godaku.
Aku dapat merasakanmu mengangkat sebelah alismu,
“maksudku di dunia, yep, di dunia!.”
Setelah mencium bahuku, kamu beranjak untuk menyiapkan piring di meja makan. Saat kamu berpaling, aku dapat mencium parfum yang bukan milikmu. Aku telah bersama denganmu bukan dalam waktu yang singkat. Dan ini bukan pertama kalinya aku mencium parfum ini.
“aku tunggu di meja makan!,” serumu.
Kecurigaanku terjawab saat aku mendengarmu beranjak dari kursimu dan mengangkat telepon, tapi aku menangkapmu mengucap kata “sayang” diujung ruangan,
Atau mungkin ini caramu untuk membayar rasa bersalahmu?
“sayang, ayo makan yuk sebelum dingin,” suaramu membangunkanku dalam anganku. aku segera berlari mengambil sepiring daging yang baru saja kumasak. Kamu berjalan mendekatiku dan meraih piring ditanganku dan menggandengku menuju ruang makan.
Senyum getirpun terukir diwajahku.
Aku memilih untuk melupakan jika aku telah mendengarkan percakapanmu,

dan untuk melupakan aroma wanita lain di kemejamu.
Aku percaya, kemanapun kamu pergi, hanya aku tempatmu kembali.

2 komentar:

  1. karena tidak menemukan kotak yang aku cari, maka kotak komentarpun bisa diisi :D
    kak tulis cerita lagi dong kaaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwk this story is ridiculous. my story is ridiculous and silly and too hopeless romantic for my own good T^T anyways, thank you! been missing you to death!

      Hapus